Profesor riset astronomi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin, memperkirakan puncak aktivitas pusat tata surya kita, yaitu matahari, akan terjadi antara tahun 2012 hingga 2013.
“Badai matahari merupakan dampak dari puncak aktivitas matahari. Dampak terburuk dari fenomena ini adalah terganggunya teknologi satelit, komunikasi, navigasi dan induksi trafo listrik,” kata Thomas, Sabtu (6/3/2010).
Namun menurut Thomas hal itu sangat normal sebagai bagian dari siklus puncak aktivitas matahari yang terjadi setiap 11 tahun sekali. Meski perlu diwaspadai, badai itu tidak sampai menghancurkan bumi. Dampak badai matahari yang paling terasa adalah perubahan iklim yang ekstrem.
“Secara sederhana, para astronom menggambarkannya sebagai aktivitas kekuatan gravitasi matahari yang sangat kuat dan setiap 11 tahun sekali perilakunya meningkat. Saat tarik menarik gravitasi demikian kuat dan tidak tertahankan lagi, hal ini akan menyebabkan ledakan hidrogen,” kata Adi beberapa waktu lalu.
Puncak aktivitas matahari melontarkan miliaran ton partikel, plasma berenergi tinggi, dan radiasi gelombang elektromagnetik. Lontaran partikel dan radiasi yang mengarah ke bumi akan mempengaruhi lapisan atmosfer, sistem teknologi, serta aktivitas manusia di antariksa dan bumi.
Badai matahari dahsyat pernah terjadi pada pagi 1 September 1859.
Astronomer Inggris terkenal Richard Carrington yang sedang mengamati matahari, mendapati permukaan matahari terjadi suatu hal yang tidak biasa. Cahaya terang keluar dari permukaan matahari. Cahaya itu membentuk gumpalan besar saat menuju bumi. Hanya dalam tempo 48 jam kemudian mulai menerpa dan efeknya luar biasa.
Sebelum mencapai bumi, aurora terang muncul di langit malam. Saking terangnya, orang bisa membaca koran saat tengah malam. Di California sekelompok penambang bangun dari tidur, mengira hari sudah jajar. Padahal waktu itu baru jam 2 pagi.
Operator telegrap terkena sengatan lisrik, saat badai matahari menghantam. Bumi layaknya dibasuh medan listrik sangat besar. Tapi pemulihan di zaman itu berlangsung sangat cepat.
Pada 1859, peralatan yang ada hanyalah mesin uap dan tenaga otot. Tapi di zaman modern sekarang, kehidupan semuanya ditopang oleh listrik. Padahal badai matahari bisa menyebabkan lonjatan tenaga lisrik hingga miliaran watt.
Dampak yg mungkin terjadi bila Badai Matahari terjadi.
Ketika badai matahari kuat menyerang, umat manusia
di bumi akan menghadapi dua masalah besar. Pertama, adalah tentang
masalah jaringan listrik modern sekarang. Jaringan listrik modern
sekarang pada umumnya menggunakan tegangan tinggi untuk mencakup daerah
lebih luas, ini akan memungkinkan operasi jaringan listrik lebih
efisien, Anda bisa mengurangi kerugian selama transmisi listrik, juga
kerugian listrik karena produksi yang berlebihan. Namun, secara bersama
ia juga menjadi lebih rentan terhadap serangan cuaca ruang angkasa.
transmisi jaringan akan menjadi sangat rentan dan tidak stabil, atau
bahkan mungkin menyebabkan terhenti secara total. dan ini hanya
merupakan efek domino yang pertama, selanjutnya mungkin juga akan
menyebabkan “lalu lintas lumpuh, komunikasi terputus, industri keuangan
runtuh dan fasilitas umum kacau; pompa berhenti menyebabkan pasokan air
minum terputus, kurangnya fasilitas pendingin, makanan dan obat-obatan
sulit disimpan secara efektif. Para ilmuwan telah memperkirakan bila
ada intensitas badai matahari kuat mungkin dapat menyebabkan kerugian
sosial dan ekonomi manusia, hanya pada tahun pertama saja kerugiannya
mencapai 1-2 triliun dollar AS, sementara pemulihan dan rekonstruksinya
diperlukan setidaknya 4-10 tahun
Isu yang kedua
adalah tentang masalah sistem jaringan listrik yang saling
ketergantungan yang dukungan kehidupan modern kita, seperti masalah air
dan penanganan limbah, masalah infrastruktur logistik supermarket,
masalah pengendalian gardu listrik, pasar keuangan dan lainnya yang
tergantung pada listrik. Jika dua masalah digabung jadi satu, kita
dapat dengan jelas melihat bahwa peristiwa kemungkinan muncul
kembalinya badai matahari Carrington sangat mungkin akan menyebabkan
bencana besar yang langka. Adviser laporan khusus dari National Academy
of Sciences Amerika Serikat dan analis daya listrik industri John
Kappenman menganggap “Bencana seperti ini dibandingkan dengan bencana
yang biasa kita bayangkan secara total berlawanan. biasanya wilayah
kurang berkembang rawan serangan bencana, namun dalam bencana ini,
wilayah yang semakin berkembang lebih rentan terhadap serangan bencana.”
Semua kita serahkan pada Allah SWT, bagaimanapun wacana diatas cuma sebagai peringatan bagi manusia agar bersiap dalam segala cobaan baik berupa bencana kecil maupun besar sekalipun. Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang bertaqwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar